Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) ini telah menyatakan sekitar 183 orang atau setara dengan 19 perusahaan leasintg akan mengajukan restrukturisasi ke perbankan. Dimana perusahaan pembiayaan ini akan mulai mengalami kesusahan dan karena likuiditas ketat dan banyak nasabah yang mengajukan keringanan angsuran.
Hal ini sendiri bisa disampaikan oleh ketua umum APPI, Suwandi Wiratno menceritakan kondisi terkini industri pembiayaan nasional yang akan berdampak akibat adanya wabah pandemi corona virus (Covid-19) ini.
Dimana ada 19 yang mengajukan restrukturisasi kepada perbankan dan perbankan sudah sangat membantu. Resilience ini cukup kuat. Jika kita terus berlanjut, saya akan melihat tidak hanya industri pembiayaan, melainkan industri keuangan yang akan terkena dampaknya. Sebagai salah satu upaya menjaga kelangsungan bisnis industri pembiayaan ini, PPI berharap agar bantuan likuiditas dari pemerintah ini akan menopang mdoal dapat cepat yang akan disalurkan agar multifinance bisa kembali menyalurkan kreditnya. Bahkan hampir 70% sampai dengan 80% pendanaan perusahaan pembiayaan ini akan bersumber dari perbankan.
Dengan situasi pandemi ini akan ada banyak sekali yang mengajukan restrukturisaasi. Harapan kami perbankan tidak akan gentar memberikan kami pinjaman.
APPI ini sendiri telah mecatat jumlah debitur yang mengajukan restrukturisasi kredit smapai dengan 30 Juni mencapai 4.4 debitur dengan nilai outstanding kredit mencapai 105 triliun dan akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan posisi bulan Mei sebanyak 2.5 juta debitur.
Suwandi ini juga telah optimis bahwa daya tahan industri pembiayaan dalam menghadapi dampak covid-19 masih sangat kuat di tengah wabah pandemi corona virus ini. Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan stimulus berupa subsidi bunga untuk debitur di sektor UMKM atau pekerja sektor informasl. Terbaru ini pemerintah juga menempatkan bantuan likuiditas melalui PMK 64/2020 mengenai sebuah penempatan dana pada bank peserta yang nantinya akan disalurkan pada sebuah bank pelaksana untuk memulihkan perekonomian nasional. Ia juga mengungkapkan kami sangat membutuhkan likuiditas baru, perbankan harus benar percaya, perusahaan pembiayaan ini telah melewati beberapa krisis, dan krisis ini agak panjang dan seikit sulit.